<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d36907645\x26blogName\x3dIn+Memorian\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dSILVER\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://anakmapek-curhat.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://anakmapek-curhat.blogspot.com/\x26vt\x3d3316525048331518095', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe", messageHandlersFilter: gapi.iframes.CROSS_ORIGIN_IFRAMES_FILTER, messageHandlers: { 'blogger-ping': function() {} } }); } }); </script>

23 ramadhan..

Saturday, October 6, 2007
"Yaa Allah! Sucikanlah aku dari dosa-dosa, dan bersihkanlah diriku dari segala aib. Tanamkanlah ketaqwaan di dalam hatiku, Wahai Penghapus kesalahan orang-orang yang berdosa".

23 hari berlalu, lebaran pun semakin dekat.

Tidak banyak yang kulakukan hari ini. Seperti hari-hari sebelumnya, aku lebih banyak berdiam diri di rumah sambil sesekali ngenet.. aku sendiri tak tau kenapa, beberapa bulan terakhir, aku jadi anak rumahan...

Sejak abis tarwih, aku lebih banyak di depan komputer. Seharian tanpa aktifitas berarti membuatku kurang bergairah. Andai tak ada komputer yang menemaniku, mungkin aku bisa stres.. aku juga tak tau, kenapa mahluk satu ini tak bisa lepas dari aktifitas sehari-hariku.. mungkin aku terkena penyakit "ketagihan", ah.. aku juga tak pernah mengerti..

Iseng-iseng kubuka YM-ku, hantu-hantu chat Kairo masih banyak berkeliaran di sana. Beberapa deretan nama yang hampir aku hapal mati masih saja asyik masyuk dalam kontemplasi panjang mereka... namun ID seorang sahabat kecil itu tak juga pernah absen menyapa.. besok ia bersama keluarganya akan mudik ke tanah kelahiran nenek moyangnya..

Aku mengenalnya dari seorang adek kelasku di sini, itu juga lewat dunia maya. Kebetulan kami berasal dari satu Komunitas (Sulawesi Qomunity) meski berasal dari suku yang berbeda, ia tinggal dan besar di Bontang sama persis denganku.. Aku mengenalnya sebagai sosok adek yang baik, yang terkadang butuh perhatian dari seorang kakak. Ia lebih belia dari adek perempuanku yang ketiga, namun aku selalu menganggapnya seperti adek sendiri, seperti keluarga sendiri yang setiap saat rela sharing info tentang perkembangan tanak kelahiranku. Ya.. Mungkin karena aku terlalu rindu dengan keluargaku dan tempat lahir ibuku di sana. Atau mungkin juga karena aku susah berkomunikasi langsung dengan adek-adeku di sana, hingga akhirnya aku akrab dengannya.

Yang jelas, ia bersama keluarganya akan mudik besok, ke tanah kelahiran orang tuanya. Rencananya mereka akan lebaran di sana. Hanya untaian doa yang sempat kukirimkan untuk mereka sekeluarga.. ucapan selamat jalan kutitipkan pada mereka semua. Semoga perjalanan mereka diberi kemudahan dan keselamatan hingga tujuan..

Sayonara, ma'a s-Salamah.. semoga kita bisa bersua kembali...

22 ramadhan...

Friday, October 5, 2007
"Yaa Allah! Bukakanlah bagiku pintu-pintu karunia-MU, turunkan untukku berkah-berkahmu. Berilah kemampuan untukku kepada penyebab-penyebab keridhoan-MU, dan tempatkanlah aku di dalam sorga-MU yang luas, Wahai Penjawab doa orang-orang yang dalam kesempitan."
di 10 terakhir ramadhan, mesjid-mesjid kota Kairo dipenuhi orang-orang yang sedang menjalankan ibadah i'tikaf. Sebuah tradisi pengenalan jati diri yang diwariskan Nabi kepada umatnya lewat sebuah ibadah perenungan. Sebuah ajaran murni yang penuh arti yang harus selalu dijaga sepanjang masa.

Namun, berbeda dengan diriku. Yang terjadi justru sebaliknya. Bukannya semakin tekun, aku malah dijangkiti penyakit malas yang menakutkan, padahal aku tak ingin seperti ini. Ya.. seharusnya di akhir-akhir ramadhan aku lebih banyak mendekatkan diri pada-Nya, semakin banyak intropeksi diri.. sekaligus memperbaiki diri.

Sejak subuh, rasa malas itu telah menyelimutiku.. rumahku masih berantakan.. bekas-bekas acara semalam masih bertebaran di mana-mana. Sahur bersama pagi ini tak terlalu bersemangat, mungkin karena aku masih kekelahan..

Rencananya pagi ini, aku ingin ikut mengantar salah seorang sahabatku ke bandara. Hari ini ia akan balik ke Indonesia, ia balik karena terpaksa, bukan karena putus asa. Keangkuhan Azhar-lah yang memaksanya angkat koper dari tanah Musa. Ya.. ia harus pulang ke tanah air, karena Azhar tak memberinya peluang untuk melanjutkan studinya, tapi bukan berarti ia seorang mahasiswa yang gagal. Tidak.. ia seorang pejuang yang tangguh, hanya saja tak berhasil melumpuhkan ketangguhan universitas yang cukup berumur itu.

Aku baru ingat kalo sejak ia pindah ke rumah barunya, aku belum pernah berkunjung ke sana. Jadi aku tak tau pasti di mana rumahnya berada. Sementara kawan-kawan di rumah tak satu pun yang berniat ke sana.. ya.. akhirnya, niatku tertunda.. aku tak jadi mengantarnya..

Namun untungnya, setelah tarwih aku sempat chat dengannya. ia transit di Abu Dhabi, dan kebetulan airport di sana menyediakan layanan internet gratis.. Akhirnya, aku hanya bisa mengucapkan selamat jalan lewat dunia maya, kusampaikan permohonan maafku karena aku tak sempat mengantarnya. Dan tentunya, tak lupa kami saling mendoakan, semoga bisa bertemu kembali seperti saat indah di Kairo...

21 ramadhan..

"Yaa Allah! berilah aku petunjuk menuju kepada keridhoan-MU. Dan janganlah Engkau beri jalan kepada setan untuk menguasaiku. Jadikanlah surga bagiku sebagai tempat tinggal dan peristirahatan, Wahai Pemenuh keperluan orang-orang yang meminta".

waktu.. begitu cepat ia berlalu, serasa baru kemarin ramadhan tiba, kini ia akan pergi lagi. 21 hari sudah bulan suci menyapa, kini ia di penghujung jumpa..

di hari ke 21 ini, tak banyak perubahan.. hanya ada perasaan sesal yang mendalam melilit hati yang sedang bimbang. Ya.. berusaha untuk intropeksi tentu selalu ada, namun usaha-usaha menuju perbaikan diri masih saja bungkam. "Aku ingin berubah", itu yang selalu kubisikan pada diriku.. namun, aku masih saja bungkam menikmati ketakberdayaanku... "O.. Ya Rab, jauhkanlah hambamu ini dari sifat-sifat malas dan berkeluh-kesah". Semoga saja ini segera berakhir.. Amiiinn!!.

di hari ke-21 ini, forum kajian Baiquni rencananya akan mengadakan buka puasa bersama di rumah, sekaligus akan melantik pengurus baru FK-Baiquni yang baru saja terbentuk.. Acaranya cukup sederhana. diawali dengan yasiinan bersama menjelang buka, kemudian dilanjutkan dengan sholat maghrib berjama'ah. Setelah sholat maghrib, dilanjutkan dengan sholat ghaib yang diperuntukan untuk almarhum kakek H. Mohammad Yusuf S. dan H. Sirathan.

buka puasa yang disponsori langsung oleh Dewan Pengurus FK-Baiquni cukup semarak. Santapan ala lesehan tak mengurangi nuansa keakraban ramadhan. setelah buka bersama, dilanjutkan dengan acara pelantikan pengurus sekaligus sarasehan bersama ibu Pipiet, seorang lulusan fakultas pertanian di salah satu Universitas terkemuka di Belanda. Para partisipan cukup antusias mendengarkan penjelasan ibu Pipiet. ibu yang baru saja dipinang oleh salah seorang senior Majlis Hikmah Fk-Baiquni itu berhasil mengungkap lika-liku studi di Eropa, terutama pengalaman studi beliau di Belanda. Dialog ringan atau Curhat Santai itu sekali-kali diselingi gelak tawa dari partisipan. Suasana keakraban tentunya mengiringi jalannya dialog singkat tersebut hingga akhirnya acara tersebut usai..

Acara tersebut cukup menyita waktu, hingga aku sendiri terpaksa sholat tarwih di rumah.. setelah sholat, aku langsung terbaring di atas kasur itu. Capek membuatku mengantuk, hingga akhirnya aku tertidur pulas...