<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d36907645\x26blogName\x3dIn+Memorian\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dSILVER\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://anakmapek-curhat.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://anakmapek-curhat.blogspot.com/\x26vt\x3d3316525048331518095', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

22 ramadhan...

"Yaa Allah! Bukakanlah bagiku pintu-pintu karunia-MU, turunkan untukku berkah-berkahmu. Berilah kemampuan untukku kepada penyebab-penyebab keridhoan-MU, dan tempatkanlah aku di dalam sorga-MU yang luas, Wahai Penjawab doa orang-orang yang dalam kesempitan."
di 10 terakhir ramadhan, mesjid-mesjid kota Kairo dipenuhi orang-orang yang sedang menjalankan ibadah i'tikaf. Sebuah tradisi pengenalan jati diri yang diwariskan Nabi kepada umatnya lewat sebuah ibadah perenungan. Sebuah ajaran murni yang penuh arti yang harus selalu dijaga sepanjang masa.

Namun, berbeda dengan diriku. Yang terjadi justru sebaliknya. Bukannya semakin tekun, aku malah dijangkiti penyakit malas yang menakutkan, padahal aku tak ingin seperti ini. Ya.. seharusnya di akhir-akhir ramadhan aku lebih banyak mendekatkan diri pada-Nya, semakin banyak intropeksi diri.. sekaligus memperbaiki diri.

Sejak subuh, rasa malas itu telah menyelimutiku.. rumahku masih berantakan.. bekas-bekas acara semalam masih bertebaran di mana-mana. Sahur bersama pagi ini tak terlalu bersemangat, mungkin karena aku masih kekelahan..

Rencananya pagi ini, aku ingin ikut mengantar salah seorang sahabatku ke bandara. Hari ini ia akan balik ke Indonesia, ia balik karena terpaksa, bukan karena putus asa. Keangkuhan Azhar-lah yang memaksanya angkat koper dari tanah Musa. Ya.. ia harus pulang ke tanah air, karena Azhar tak memberinya peluang untuk melanjutkan studinya, tapi bukan berarti ia seorang mahasiswa yang gagal. Tidak.. ia seorang pejuang yang tangguh, hanya saja tak berhasil melumpuhkan ketangguhan universitas yang cukup berumur itu.

Aku baru ingat kalo sejak ia pindah ke rumah barunya, aku belum pernah berkunjung ke sana. Jadi aku tak tau pasti di mana rumahnya berada. Sementara kawan-kawan di rumah tak satu pun yang berniat ke sana.. ya.. akhirnya, niatku tertunda.. aku tak jadi mengantarnya..

Namun untungnya, setelah tarwih aku sempat chat dengannya. ia transit di Abu Dhabi, dan kebetulan airport di sana menyediakan layanan internet gratis.. Akhirnya, aku hanya bisa mengucapkan selamat jalan lewat dunia maya, kusampaikan permohonan maafku karena aku tak sempat mengantarnya. Dan tentunya, tak lupa kami saling mendoakan, semoga bisa bertemu kembali seperti saat indah di Kairo...

« Home | Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »