Awal Ramadhan, Awal Yg Baik
Hari ini rabu, 30 sya'ban 1428 H, serentak kaum muslimin di seluruh penjuru dunia menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan. Besok mereka akan puasa. Meski ada sedikit perbedaan tentang awal puasa di beberapa negara muslim, namun itu tidak menjadi pemicu perpecahan di antara mereka. Semua dalam satu alunan dan perasaan, semua berbondong-bondong menyambut kedatangan bulan suci yang penuh berkah ini.
Hari ini, awal aku Tarawih. Meski hanya sempat tarwih di mushallah dekat rumah, tapi bagiku, itu sudah lebih dari cukup.. ada banyak hal yang menggelitik di sekelilingku. Sejak sore, penanggungjawab mushalah sudah memasang lampu-lampu hiasan di sekitar mushallah. Para jama'ah juga sibuk membantu memasak tikar-tikar di sekitar taman depan Mushallah. Rencananya, kita akan shalat berjama'ah di situ. Antusias jama'ah yang datang untuk shalat tarwih luar biasa. Mushallah kecil yang terletak di samping rumah, berubah menjadi sebuah pemandangan yang menakjubkan. Sekelompok jama'ah, dari yang kecil hingga yang sudah jompo menyatu dalam alunan ayat suci, tak ada yang mau ketinggalan. Ah.. pemandangan yang luar biasa.
Selesai shalat tarwih 4 raka'at, sejenak imam berhenti. Seorang bapak berperawakan agak gemuk dan berkacamata mengambil alih jama'ah. Seperti tradisi-tradisi yang ada, beliau menyampaikan wejangan rohani. Hadits-hadits tentang keutamaan bulan suci ramadhan pun megalir deras dari mulutnya, cukup akurat. Kisah bagaimana nabi menyambut bulan suci ramadahan serta kebiasaan-kebiasaan beliau di dalamnya turut memperkaya ceramahnya.
Yang unik, di sela-sela ceramahnya, nampak dua orang bocah sibuk membagi-bagikan minuman kepada jama'ah. Dengan hanya bermodalkan satu gelas, mereka bolak-balik menawarkan minuman kepada jama'ah. Tak sedikit yang simpatik, bahkan tanpa mengenal lelah, bocah tersebut berlari-lari mengantarkan minuman. Seolah mereka ikut menikmati irama cinta bulan suci. Setelah selesai, mereka tersenyum, ada kepuasan tergambar di wajah mereka.
Setelah mengakhiri ceramahnya, sang Imam melanjutkan shalat tarawih. Bacaan Imam yang menggugah hati turut mewarnai gejolak jiwa yang sedang tersenyum. Ya.. karena bahagia dipertemukan kembali dengan bulan yang sarat dengan makna. Lantunan ayat suci, tak terhenti hingga tiba di penghujung akhir juz 1. Semua tersenyum merdeka.. ini adalah awal yang baik.
Kebanyakan di negara-negara Arab, pemandangan seperti ini bukan hal baru lagi. Apalagi di Mesir, tempat aku bermukim saat ini. Setiap kali ramadhan datang, toko-toko dihiasai dengan berbagai hiasan bernuansa ramadhan. Sepanjang jalan pun dipenuhi dengan lampu warna-warni yang gemerlapan. Dan yang terpenting, di setiap mesjid, lantunan ayat suci diperdengarkan. Bahkan, mereka berlomba-lomba mengkhatamkan ayat suci al-qur'an secara sempurna hingga penghujung bulan penuh berkah ini. Sungguh sebuah pemandangan yang menakjubkan.
Tajammu Permai, 30 Sya'ban 1428 H.