Hari Keempat...
Tak terasa.. hari keempat sudah. Alhamdulillah puasaku masih perawan (belum bolong maksudnya), semoga saja bisa terus bertahan hingga penghujung ramadhan.
Aku tak tau harus menulis apa hari ini, tak banyak yang tersimpan di memoriku, hanya beberapa rentetan aktifitas yang sempat kucatat. Entah kenapa, semakin hari semangatku semakin menurun... aku berharap, semoga saja ini hanya awal dari sebuah perjuangan panjang yang melelahkan.
Hari ini aku lebih banyak berdiam diri di rumah sambil mengotak-atik komputer. Sekali-kali diselingi chat dengan teman-teman di dunia maya untuk sekedar bertutur sapa "Ramadhan Karim" dan "Kullu sanah wa hadratek Tayyeb" dengan mereka. Seharian di rumah tanpa sebuah aktifitas berarti membuatku tak betah. Hingga menjelang buka puasa, kuputuskan untuk ikut shalat tarwih di Madinat Nasr, tepatnya di mesjid As-Salam. Mesjid yang berdiri tegak tepat di sisi jalan itu, cukup diminati banyak orang. Meski terkesan shalat tarwihnya lama dan bisa membuat lutut siapa saja bergetar, namun ia tetap saja ramai dikunjungi orang-orang. Tak hanya orang Mesir, tapi kalangan mahasiswa-mahasiswi asing pun ikut membanjiri hingga pelataran mesjid itu. Mungkin karena bacaan Imamnya yang menarik dan enak di hati, itu kesan yang kutangkap.
Menyelesaikan 8 raka'at, sempat membuat mataku berkunang-kunang dan lututku ikut bergetar.. tapi aku ingin bertahan. Ada perasaan malu menyelimutiku, ketika kuliat seorang bapak tua dengan penuh semangat bertahan hingga shalat tarawih usai. "Dia sudah tua, tapi bisa bertahan hingga di penghujung juz 5", begitu pikirku. Sementara aku, yang jauh lebih muda darinya harus KO sebelum shalat tarawih bubar. Ah.. Andai saja...
Setelah selesai, aku langsung menuju mahattah. Aku ingin segera pulang ke rumah, sepertinya mataku sudah tidak bisa kompromi lagi. Mungkin karena kelelahan atau mungkin juga karena kekenyangan.. Entahlah...
Aku tak tau harus menulis apa hari ini, tak banyak yang tersimpan di memoriku, hanya beberapa rentetan aktifitas yang sempat kucatat. Entah kenapa, semakin hari semangatku semakin menurun... aku berharap, semoga saja ini hanya awal dari sebuah perjuangan panjang yang melelahkan.
Hari ini aku lebih banyak berdiam diri di rumah sambil mengotak-atik komputer. Sekali-kali diselingi chat dengan teman-teman di dunia maya untuk sekedar bertutur sapa "Ramadhan Karim" dan "Kullu sanah wa hadratek Tayyeb" dengan mereka. Seharian di rumah tanpa sebuah aktifitas berarti membuatku tak betah. Hingga menjelang buka puasa, kuputuskan untuk ikut shalat tarwih di Madinat Nasr, tepatnya di mesjid As-Salam. Mesjid yang berdiri tegak tepat di sisi jalan itu, cukup diminati banyak orang. Meski terkesan shalat tarwihnya lama dan bisa membuat lutut siapa saja bergetar, namun ia tetap saja ramai dikunjungi orang-orang. Tak hanya orang Mesir, tapi kalangan mahasiswa-mahasiswi asing pun ikut membanjiri hingga pelataran mesjid itu. Mungkin karena bacaan Imamnya yang menarik dan enak di hati, itu kesan yang kutangkap.
Menyelesaikan 8 raka'at, sempat membuat mataku berkunang-kunang dan lututku ikut bergetar.. tapi aku ingin bertahan. Ada perasaan malu menyelimutiku, ketika kuliat seorang bapak tua dengan penuh semangat bertahan hingga shalat tarawih usai. "Dia sudah tua, tapi bisa bertahan hingga di penghujung juz 5", begitu pikirku. Sementara aku, yang jauh lebih muda darinya harus KO sebelum shalat tarawih bubar. Ah.. Andai saja...
Setelah selesai, aku langsung menuju mahattah. Aku ingin segera pulang ke rumah, sepertinya mataku sudah tidak bisa kompromi lagi. Mungkin karena kelelahan atau mungkin juga karena kekenyangan.. Entahlah...