<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d36907645\x26blogName\x3dIn+Memorian\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dSILVER\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://anakmapek-curhat.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://anakmapek-curhat.blogspot.com/\x26vt\x3d3316525048331518095', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe", messageHandlersFilter: gapi.iframes.CROSS_ORIGIN_IFRAMES_FILTER, messageHandlers: { 'blogger-ping': function() {} } }); } }); </script>

Hari Ketujuh...

Saturday, September 22, 2007
Ada kabar buruk.. berita duka dari kampung halaman. Kakek tercinta telah dipanggil ke hadirat sang Pencipta hari ini, beliau pergi untuk bertemu Rab-Nya, untuk selama-lamanya..

Ada dua buah sms yang aku terima, yang pertama dari Bapaku dan yang kedua dari anak bungsu kakeku.
"Hudri, Innalillahi Wainnailaihi Raajiun, Abba telah berpulang ke rahmatullah jam4 sore pas shalat ashar...Doakn Abba smg d beri t4 yg terbaik oleh Allah."

"innalillahi wainna ilaihi rajiun. Telah meninggal dunia ayahanda h.moh.yusuf.s pada hari ini 16.00 -saiful-"

Sedih.. berita itu membuat hati pilu.. serasa baru kemarin aku meninggalkannya, serasa baru kemarin aku mencium kedua tangannya.. sentuhannya masih terasa, meski tangannya kasar, tapi begitu lembut terasa. Aku tak pernah tahu kalo itu pertemuan terakhirku dengannya. 4 tahun berpisah, ternyata telah membuatnya terlalu lemah untuk menungguku kembali. Seharusnya aku pulang menemuinya sebelum ia pergi meninggalkan dunia fana ini.. tapi apa daya, aku jauh di negeri orang, aku tak sempat lagi ikut melayat kepergiannya. Hanya iringan doa yang senantiasa kupanjatkan, semoga kita semua kelak berkumpul kembali di surga, bersama-sama dalam karunia Ilahi... Amiiin ya Rabbal a-lamin..

Hari Keenam...

Tuesday, September 18, 2007
Tak terasa, sungguh tak terasa.. hari ini sudah hari keenam puasa. Tak banyak yang berubah, masih saja seperti hari-hari sebelumnya.

Puasa hari ini berjalan apa adanya, tak banyak aktifitas yang kulakukan. Aku lebih banyak berdiam diri di rumah. Semalam, aku menyempatkan diri menelpon ke rumah, di Kal-Tim. Ada ibuku di sana beserta keluarga yang lain. "Abba sakit parah, penyakit mahnya kambuh, coba kamu hubungi dia", kata Ibu. Aku tak ingin berlama-lama, kucatat no. hp-nya dan kemudian kuhubungi.. Nomor hp-nya tidak bisa dihubungi, sedang tidak aktif. Karena penasaran, kucoba menghubungi ibu kembali... "ini ada Abba di sini, bicaralah", kata ibu.

Tak banyak yang sempat kudengar darinya.. hanya beberapa penggal kata. Kutanya kabarnya, "penyakit mah Abba kambuh Nak!"... katanya. Aku masih sempat menyarankan kepadanya untuk minum obat yang aku kirim. "cara minumnya gimana Nak?", tanya beliau. Masih sempat kujelaskan hingga akhirnya pembicaraanku terhenti karena ia tak bisa mendengarku dengan baik. Koneksi putus-putus... Ibu mengambil alih.. "Dadanya Abba sesak!", kata ibu. Ibu sempat menceritakan panjang lebar tentang penyakit Abba, tentang dia pingsan dua kali, dan anak cucunya semua panik, hingga dikira beliau telah meninggal....

Uppss.. kututup pembicaranku dengan Ibu, dia memintaku banyak2 mendoakan Abba.. waktu sahur pun hampir tiba. Bersama rekan serumah, kami sahur sambil menunggu imsak tiba. Setelah shalat subuh, semua terlelap..

Hari Kelima...

Monday, September 17, 2007
Wah... hari kelima mi lagi...

dapat kabar; kakek sakit, penyakit mahnya kambuh
Buka puasa maidah rahman di mesjid Ar-Rahman
Tarwih di As-Salam...
Ke rumah Ammu Jon

Hari Keempat...

Sunday, September 16, 2007
Tak terasa.. hari keempat sudah. Alhamdulillah puasaku masih perawan (belum bolong maksudnya), semoga saja bisa terus bertahan hingga penghujung ramadhan.

Aku tak tau harus menulis apa hari ini, tak banyak yang tersimpan di memoriku, hanya beberapa rentetan aktifitas yang sempat kucatat. Entah kenapa, semakin hari semangatku semakin menurun... aku berharap, semoga saja ini hanya awal dari sebuah perjuangan panjang yang melelahkan.

Hari ini aku lebih banyak berdiam diri di rumah sambil mengotak-atik komputer. Sekali-kali diselingi chat dengan teman-teman di dunia maya untuk sekedar bertutur sapa "Ramadhan Karim" dan "Kullu sanah wa hadratek Tayyeb" dengan mereka. Seharian di rumah tanpa sebuah aktifitas berarti membuatku tak betah. Hingga menjelang buka puasa, kuputuskan untuk ikut shalat tarwih di Madinat Nasr, tepatnya di mesjid As-Salam. Mesjid yang berdiri tegak tepat di sisi jalan itu, cukup diminati banyak orang. Meski terkesan shalat tarwihnya lama dan bisa membuat lutut siapa saja bergetar, namun ia tetap saja ramai dikunjungi orang-orang. Tak hanya orang Mesir, tapi kalangan mahasiswa-mahasiswi asing pun ikut membanjiri hingga pelataran mesjid itu. Mungkin karena bacaan Imamnya yang menarik dan enak di hati, itu kesan yang kutangkap.

Menyelesaikan 8 raka'at, sempat membuat mataku berkunang-kunang dan lututku ikut bergetar.. tapi aku ingin bertahan. Ada perasaan malu menyelimutiku, ketika kuliat seorang bapak tua dengan penuh semangat bertahan hingga shalat tarawih usai. "Dia sudah tua, tapi bisa bertahan hingga di penghujung juz 5", begitu pikirku. Sementara aku, yang jauh lebih muda darinya harus KO sebelum shalat tarawih bubar. Ah.. Andai saja...

Setelah selesai, aku langsung menuju mahattah. Aku ingin segera pulang ke rumah, sepertinya mataku sudah tidak bisa kompromi lagi. Mungkin karena kelelahan atau mungkin juga karena kekenyangan.. Entahlah...

Hari Ketiga...

Saturday, September 15, 2007
apa lagi hari ini...

tak banyak perubahan yang terjadi, hanya beberapa rutinitas yang sempat kujalankan. Dari sahur hinnga berbuka... Namun, aku ingin menceritakan tentang pengalaman tarawihku malam ini...

Seperti biasa, aku shalat tarawih di mushallah kecil dekat rumah. Di samping karena aku lagi malas keluar, efisiensi waktu juga lebih hemat. Shalat tarawih berjalan seperti biasanya, tak ada perubahan, tetap 8 raka'at plus witir 3 raka'at. Namun, ceramah Syekh-lah yang membuatku bersemangat.. ini yang ingin aku ceritakan di sini.

Dalam ceramahnya, beliau menyampaikan beberapa point penting tentang kesempurnaan bulan suci Ramadhan...

Pertama; di bulan suci ramadhan, semua kitab samawi diturunkan. Suhuf Ibrahim diturunkan pada awal ramadhan. Kitab Taurat diturunkan pada hari ke-6 ramadhan. Sementara kitab Injil diturunkan pada 13 ramadhan dan kitab Tzabur diturunkan pada malam 18 ramadhan. Al-Qur'an sendiri, yang merupakan kitab suci umat Islam sekaligus penutup semua risalah samawi diturunkan secara keseluruhan pada malam 24 ramadhan.

Kedua; bahwa di dalam bulan ramadhan, kita disunnahkan untuk sahur. Beliau mengutip hadits Nabi yang mengatakan; "Sahurlah kalian, karena di dalam sahur itu terdapat berkah". Beliau mengungkapkan bahwa berkahnya sahur tidak hanya terdapat pada makanan yang kita makan, bahkan menurut hadits Nabi, sebiji kurma pun cukup untuk menahan lapar sehari penuh. Namun beliau menekankan bahwa sahur itu berberkah karena beberapa hal, di antaranya;
1. Karena pada waktu sahur, Allah menyeru langsung hambanya untuk menyembah kepadanya.
2. Karena pada waktu fajar, Allah menebar berkah dan rahmat kepada hamba-hamba-Nya.
3. Karena saat itu, sangat jarang hamba Allah yang mau bersujud kepada-Nya.
4. Karena shalat sunnah dua raka'at sebelum fajar subuh, lebih baik dari dunia dan seisinya.

Acara tarwih ditutup dengan kuis tebak ayat al-Qur'an. Seorang jama'ah yang dengan fasih menjawab pertanyaan yang disodorkan, berhak tersenyum puas dengan membawa pulang sebuah mushaf al-Qur'an.

Masya Allah... sungguh besar rahmat-Mu... sungguh luas kasih-Mu.. sungguh indah nikmat-Mu...

Hari Kedua...

Friday, September 14, 2007
Ada apa hari ini!!??
Aktifitas sahur tentunya tak pernah terlewatkan. Menjelang subuh aku sudah terjaga, takut imsak segera tiba... seperti biasa, aku bersama rekan serumah, sahur ala mahasiswa, tentunya tak semewah sahur pejabat. Namun, kata Syekh, yang terpenting adalah berkahnya.

Setelah sahur, aku mencoba mencari kesibukan. Kubuka lembaran qur'an, tiba-tiba ada perasaan risih menyindirku. Entah kenapa, aku malu dengan diriku sendiri. Sejak kecil aku sudah diperkenalkan dengannya, namun hingga kini ia masih saja terasa asing bagiku, seolah aku baru saka bertemu dengannya hari ini. Ah.. perasaan itu selalu saja membuatku miris. Aku berharap perasaan itu segera hilang, hanyut dalam dekapan cinta bulan al-Qur'an.

Imsak pun tiba, panggilan adzan menyadarkanku dari renungan sesaat. Aku tak ingin melewatkan kesempatan langka ini. Karena katanya, di waktu fajar, Allah memanggil hambanya. Karena di waktu fajar, Allah menebar berkahnya...

Apa lagi yang kulakukan hari ini!!??, ah.. aku minus hari ini. Waktuku lebih banyak terbuang di atas kasur, entah kenapa tiba-tiba kebiasaan buruk itu mendekapku lagi, seolah tak rela aku meninggalkannya. "Ya Allah, jauhkanlah hambamu ini dari sifat malas dan berkeluh kesah"...

Setelah shalat dzhur, kusempatkan diri buka-buka buku. Sudah terlalu lama buku-buku itu bertumpuk penuh debu. Sebuah buku kecil karya DR. Abdullah Kamil menarik perhatianku. Judulnya "Kalimat Hadi'ah fi Ziarah wa Syiddat ar-Rahil", sebuah buku kecil yang perlu perhatian besar. Tak banyak yang kupahami, hanya beberapa kesimpulan tentang ziarah kubur ke makam Nabi Muhammad SAW. buku tersebut menceritakan tentang bolehnya memohon ampun kepada Allah lewat Rasulullah SAW. Bahkan setelah beliau wafat pun, banyak sahabat yang datang ke kuburnya untuk memohon ampun atas segala dosa-dosa mereka. Pernyataan tersebut diperkuat dengan ayat al-Qur'an (an-Nisa: 64) dan sunnah yang shahih.. Menurutnya, itulah salah satu keistimewaan yang dimilki oleh Rasulullah.

Apa lagi yang kulakukan!!??, buka puasa.. ya buka puasa. Aku tak keluar hari ini, buka puasa pun kulewati di rumah saja. Setelah shalat maghrib di mushallah kecil di bawah rumah, entah kenapa tiba-tiba sekujur tubuhku terasa lemas. Aku langsung terbaring hingga terlelap... Ya Rab, aku tak sempat lagi shalat tarawih berjama'ah... aku baru tersadar ketika pintu depan digedor oleh seseorang. Aku pun baru tersadar kalo jama'ah shalat tarwih telah bubar.

Dengan perasaan kurang stabil, aku tetap menyempatkan diri untuk shalat tarawih di rumah, meski hanya dengan bacaan pas-pasan dan tentunya pahalnya tak sebanding dengan pahala jama'ah...

Itu saja mungkin yang sempat kutulis hari ini...

The First Day...

Thursday, September 13, 2007

ألَّلهُمَّ إِنِّى أَسئَلُكَ حُبَّكَ وحُبُّ مَن يُحِبُّكَ والعَمَلُ الَّذِى يُبَلِّغُنِى حُبَّكَ

أَلَّلهُمَّ اجعَل حُبَّكَ أَحَبُّ إِلَىَّ مِن نَفسِى وَ أَهلِى

Hari ini hari pertama puasa, tak banyak yang aku lakukan. Hanya beberapa kegiatan rutin puasa yang coba kurealisasikan... mulai dari kegiatan sahur hinnga buka puasa.

Jadwal imsak awal-awal puasa cukup ketat. Ketika jam menunjukan pukul 4 subuh, pertanda imsak sebentar lagi tiba.. sama seperti hari ini.. jam 3.35 kami baru makan sahur, daging pembagian muhsinin Mesir jadi santapan sahurnya.. lumayan meski sahur bak dikejar musuh.. cepat2 takut kena imsak...

Tiba imsak, aku turun di mushallah dekat rumah. Di sana sudah ramai jama'ah yang ingin ikut mendulang emas di bulan suci.. tak seperti biasanya, mushallah kecil itu dipadati jama'ah seperti hari ini, hampir tak ada celah yang kosong. Kumpulan jama'ah shalat subuh berubah menjadi barisan-barisan rapih yang disiplin ketika imam mulai memimpin shalat jama'ah. Setelah shalat subuh, seorang Ustadz mengisi waktu luang tersebut dengan siraman rohani. Kisah tentang sahabat Abu Thalhah yang bermimpi melihat dua orang sahabat Rasul masuk surga (1 karena pahala syahid, yang satu karena memuliakan bulan ramadhan) menjadi alur kisah yang menarik. Jama'ah nampak puas dengan suguhan tersebut.

dari mushallah, aku langsung tidur.. karena jatah tidur malamku kupake berjaga-jaga semalamam. Jam 10 pagi aku baru bangun, kucari kesibukan-kesibukan.. kubuka komputer, ada beberapa file kitab hasil download-tanku semalam yang masih berserakan. Kubuka satu-satu, kupelototi satu persatu... ada banyak pelajaran berharga di sana. Ada buku tentang "Qiyamu Ramadhan" karya Syekh Nasruddin al-Bani, ada juga kitab "Sifat Shaum en-Nabi fi Ramadhan" karya Salim bin Ied el-Hilaly dan Ali Hasan Ali Abd. Hamid serta beberapa kitab kumpulan doa-doa lainnya. Setelah itu, kucoba buka-buka al-Qur'an, sudah lama rasanya ia tak kusapa, sambil menunggu waktu berbuka.

Rencananya hari ini, aku mau ikut buka bersama di Baruga. Karena hari ini ada buka puasa bersama anak-anak Aceh. Namun sial, aku baru tersadar ketika jam sudah menunjukan pukul 5.30 sore. Cepat-cepat aku ke mahattah.. sampai adzan berbuka, tak satu pun el-tramco lewat. Ya.. terpaksa deh buka puasanya telat. Namun karena sudah terlanjur jalan, aku tetap bersabar hingga akhirnya ada juga el-tramco kosong lewat.

Tiba di Baruga, orang-orang sudah selesai shalat maghrib berjama'ah. Banyak sekali orang di sana. Tapi syukur aku belum telat... Setelah berbuka, kusempatkan diri ke Rab'ah, rencana mau shalat tarawih di sana, di sebuah mesjid yang mengabadikan nama seorang sufi perempuan, Rabi'ah el-Adaweyah. Mesjid tersebut cukup diminati oleh orang-orang Asia, terutama di bulan ramadhan. Di samping karena shalat tarwihnya ala Indo alias cepat, bacaan imamnya juga luar biasa... betul-betul menggugah hati...

"Ya Rab... kupinta cintamu dan cinta orang-orang yang mencintaimu serta amalan-amalan yang mengantarkanku menuju cintamu. Jadikanlah cintaku kepadamu melebihi cintaku kepada diriku dan keluargaku" Amin Ya Rabbal Alamin...

Awal Ramadhan, Awal Yg Baik

Hari ini rabu, 30 sya'ban 1428 H, serentak kaum muslimin di seluruh penjuru dunia menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan. Besok mereka akan puasa. Meski ada sedikit perbedaan tentang awal puasa di beberapa negara muslim, namun itu tidak menjadi pemicu perpecahan di antara mereka. Semua dalam satu alunan dan perasaan, semua berbondong-bondong menyambut kedatangan bulan suci yang penuh berkah ini.

Hari ini, awal aku Tarawih. Meski hanya sempat tarwih di mushallah dekat rumah, tapi bagiku, itu sudah lebih dari cukup.. ada banyak hal yang menggelitik di sekelilingku. Sejak sore, penanggungjawab mushalah sudah memasang lampu-lampu hiasan di sekitar mushallah. Para jama'ah juga sibuk membantu memasak tikar-tikar di sekitar taman depan Mushallah. Rencananya, kita akan shalat berjama'ah di situ. Antusias jama'ah yang datang untuk shalat tarwih luar biasa. Mushallah kecil yang terletak di samping rumah, berubah menjadi sebuah pemandangan yang menakjubkan. Sekelompok jama'ah, dari yang kecil hingga yang sudah jompo menyatu dalam alunan ayat suci, tak ada yang mau ketinggalan. Ah.. pemandangan yang luar biasa.

Selesai shalat tarwih 4 raka'at, sejenak imam berhenti. Seorang bapak berperawakan agak gemuk dan berkacamata mengambil alih jama'ah. Seperti tradisi-tradisi yang ada, beliau menyampaikan wejangan rohani. Hadits-hadits tentang keutamaan bulan suci ramadhan pun megalir deras dari mulutnya, cukup akurat. Kisah bagaimana nabi menyambut bulan suci ramadahan serta kebiasaan-kebiasaan beliau di dalamnya turut memperkaya ceramahnya.

Yang unik, di sela-sela ceramahnya, nampak dua orang bocah sibuk membagi-bagikan minuman kepada jama'ah. Dengan hanya bermodalkan satu gelas, mereka bolak-balik menawarkan minuman kepada jama'ah. Tak sedikit yang simpatik, bahkan tanpa mengenal lelah, bocah tersebut berlari-lari mengantarkan minuman. Seolah mereka ikut menikmati irama cinta bulan suci. Setelah selesai, mereka tersenyum, ada kepuasan tergambar di wajah mereka.

Setelah mengakhiri ceramahnya, sang Imam melanjutkan shalat tarawih. Bacaan Imam yang menggugah hati turut mewarnai gejolak jiwa yang sedang tersenyum. Ya.. karena bahagia dipertemukan kembali dengan bulan yang sarat dengan makna. Lantunan ayat suci, tak terhenti hingga tiba di penghujung akhir juz 1. Semua tersenyum merdeka.. ini adalah awal yang baik.

Kebanyakan di negara-negara Arab, pemandangan seperti ini bukan hal baru lagi. Apalagi di Mesir, tempat aku bermukim saat ini. Setiap kali ramadhan datang, toko-toko dihiasai dengan berbagai hiasan bernuansa ramadhan. Sepanjang jalan pun dipenuhi dengan lampu warna-warni yang gemerlapan. Dan yang terpenting, di setiap mesjid, lantunan ayat suci diperdengarkan. Bahkan, mereka berlomba-lomba mengkhatamkan ayat suci al-qur'an secara sempurna hingga penghujung bulan penuh berkah ini. Sungguh sebuah pemandangan yang menakjubkan.

Tajammu Permai, 30 Sya'ban 1428 H.